RAKYATKU.COM — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, dr. Hasto Wardoyo mengapresiasi kinerja Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dalam memimpin daerah dengan percepatan penurunan stunting tertinggi di Sulawesi Selatan.
dr. Hasto Wardoyo menyebutkan, program percepatan penurunan stunting di Luwu Utara detail dan sangat jelas.
“Kalau semua bupati seperti ibu maka masalah stunting ini mudah diatasi. Apalagiprogramnya sangat jelas dan detail,” kata dr. Hasto.
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
“Turun 14,3% saya kira tidak main-main karena saya keliling di seluruh Indonesia, kabupaten yang turun 14% atau lebih dari 12% satu-satunya ya di Luwu Utara ini. Saya sebenarnya agak merinding, tapi terima kasih kepada ibu bupati dan pak wabup, pak sekda, dan segenap forkopimda,” terangnya.
Lebih lanjut, dr. Hasto juga mengapresiasi program Bunda dan Bapak Asuh.
“Satu hal yang tidak bisa saya lupakan, ketika di desa itu sudah diserahkan kepada kepala desa dan ternyata tidak mampu, maka akan diambil alih oleh yang lain. Sehingga anak stunting di Luwu Utara tercover oleh Bapak dan Bunda Asuh,” tutur dr. Hasto.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan
Sebelumnya, Bupati Luwu Utara mengatakan kuatnya komitmen dan konsistensi menjadi kunci sukses dalam percepatan penurunan stunting.
“Kami laporkan bahwa tiap rakor kami turun langsung ke kecamatan. Ini menunjukkan kuatnya komitmen pemerintah dalam percepatan penurunan stunting,” kata Indah.
“Selain komitmen pimpinan, konvergensi, SDM kader, penyediaan alat antropometri, kunjungan posyandu, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) menjadi kunci sukses percepatan penurunan stunting,” terangnya.
Baca Juga : Feri Fadri Asal Bone Raih Podium I Masamba Run
Diketahui tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Luwu Utara turun 14,3 %. Dari 29,8% pada tahun 2022 menjadi menjadi 15,5%. Angka ini sekaligus menjadi prevalensi stunting terendah di Sulsel.
“Alhamdulillah, tentu kita sangat bersyukur. Capaian ini bukan kerja satu orang, tapi kerja bersama dan kolaborasi dari banyak pemangku kepentingan. Termasuk para kader, TNI/ Polri, juga Bapak dan Bunda Asuh,” tutur Indah.